AplikasiSKM.png

AplikasiGugatanMandiri.png


AplikasiIPAK.png

AplikasiECOURT.png

AplikasiEPTSP.png

AplikasiEPTSP.png

Aplikasi CCTV Online.png

 

Artikel

Thumbnail “Jadikan kantor sebagai Istana dan rekan kerja sebagai keluargamu tercinta” Oleh : Ghozi Prolog Seberat dan sesulit apapun pekerjaan yang kami hadapi, akan menjadi ringan dan mudah jika berada dalam...
More inArtikel  

Senika Apa Berkutika

Jakarta - Humas MA: Rabu pagi 22 Januari 2020, Mahkamah Agung dengan bangga menyelenggaran peluncuran buku Senika Apa Berkutika Jejak Langkah Wanita Pertama di Jajaran Pimpinan Mahkamah Agung. Buku ini adalah biografi Mariana Sutadi Nasution yang merupakan wanita pertama yang menjadi Wakil Ketua Mahkamah Agung. Biografi yang diterbitkan oleh Kompas Gramedia ini ditulis langsung oleh Mariana Sutadi dibantu Donna Widjajanto dan Dharmawati. Senika apa berkutika adalah ucapan Nenek dari  Mariana yang berarti segala sesuatu ada waktunya. Kata ini menjadi mantra yang sangat menginspirasi Mariana dalam menjalani hidup dan karirnya.

Sebagai inisiator peluncuran buku, Ketua Mahkamah Agung, Prof. Dr. M. Hatta Ali, SH., MH, dalam sambutannya di buku 222 halaman tersebut bahwa Ibu Mariana Sutadi adalah wanita pertama yang dipercaya mengemban tugas sebagai salah satu unsur pimpinan Mahkamah Agung. Diawali sebagai Ketua Muda Mahkamah Agung Urusan Pengawasan dan Pembinaan kemudian menjadi Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial sampai akhir masa baktinya pada tahun 2008. Untuk itu Hatta menyatakan sangat gembira menyambut terbitnya buku tersebut. “Pengalamannya, ketegasannya, ketegarannya bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang, terkhusus hakim.” Kata mantan Juru Bicara Mahkamah Agung tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Mariana mengatakan bahwa dirinya tidak pernah membayangkan ataupun bermimpi menjadi Wakil Ketua Mahkamah Agung. “Semua berjalan begitu saja, saya kira yang lain juga bisa. Untuk itu saya berharap kepada seluruh hakim wanita bahwa kelak akan ada yang menjabat sebagai Wakil Ketua atau bahkan menjadi Ketua Mahkamah Agung,” kata Mariana di hadapan para pimpinan Mahkamah Agung, para Hakim Agung dan undangan lainnya.

Pada acara yang dihadiri juga oleh para mantan pimpinan Mahkamah Agung tersebut, Mariana berpesan kepada hakim wanita bahwa penampilan sangat penting, “Saya mendorong para hakim wanita harus rapih. Karena kalau rapih, penampilannya bagus, bisa menandakan bahwa putusannya juga rapih,” Kata Mariana yang suka bersepatu hak tinggi ketiga bertugas dulu. “Bagaimana bisa mengurus perkara kalau tidak bisa mengurus diri,” tegas Mariana. “Orang tidak bisa lihat bahwa kita bisa, bahwa kita profesional, kalau penampilan kita tidak rapih, tidak bagus,” tambahnya.

Mariana bercerita bahwa dalam perjalanan karirnya tidak selalu dipenuhi hal yang menyenangkan, karena pengaduan, ejekan, fitnah juga pernah diterimanya. Terkait hal tersebut beliau berpesan bahwa jika hal negatif datang, jangan takut, “kalau difitnah jangan jatuh mental harus tahan banting,” pesannya.

Mantan Ketua Mahkamah Agung Prof. Bagir Manan mengatakan bahwa buku ini sangat bermanfaat. Senada dengan Prof. Bagir, Sekretaris Mahkamah Agung A.S Pudjoharosyo mengatakan bahwa Mariana adalah satu-satunya perempuan yang pernah menapaki jenjang pimpinan di Mahkamah Agung dan belum terulang lagi hingga satu dasawarsa terlewat, untuk itu menurut Pudjoharsoyo ini harus dibaca oleh hakim wanita agar bisa mengikuti langkah-langkah Mariana berkarier. (azh/RS/Photo:PN)

Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah

Video Informasi Tata Cara Berperkara di Peradilan Agama menggunakan Bahasa Prabumulih

 

 

 

 

Hak-hak Istri dan Anak Pasca Perceraian menggunakan Bahasa Prabumulih

Video Pengembalian Sisa Panjar bagi Penyandang Disabilitas